Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah Winong Kabupaten Pati
Ulama Pejuang Kemerdekaan Indonesia
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
1. Hadratussyekh KH Hasyim Asyari
Hadratussyekh
KH Hasyim As’yari adalah tokoh utama dan pendiri NU pada 31 Januari 1926. Ia
merupakan satu-satunya penyandang gelar Rais Akbar NU hingga akhir hayatnya dan
tak pernah ada lagi hingga sekarang. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional
pada tahun 17 November 1964 berkat jasanya yang berperan besar dalam pendidikan
melalui NU dan melawan penjajah.Salah
satu di antara jasanya untuk negara ini adalah memutuskan NU untuk mengeluarkan
Resolusi Jihad fi Sabilillah yang direkomendasikan untuk pemerintah RI yang
baru berdiri dan Jihad fi Sabilillah untuk umat Islam dengan fatwa, setiap
orang dewaasa yang berada dalam radius 90 km dari medan pertempuran melawan
penjajah wajib berperang. Keduanya diputuskan menjadi pernyataan resmi
organisasi NU pada 22 Oktober 1945. Tanggal tersebut kemudian dijadikan sebagai
Hari Santri Nasional.
2. KH Abdul
Wahid Hasyim
KH Abdul Wahid Hasyim adalah putra Hadratussyekh KH Hasyim As’yari
dan ayah dari presiden keempat RI KH Abdurrahmann Wahid. Ia merupakan salah
satu anggota Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).Di Pesantren Tebuireng ia mempelopori
masuknya ilmu pengetahuan umum ke dunia pesantren dengan mendirikan Madrasah
Nidzmiyah dengan ilmu umum 70 persen, ilmu agama 30 persen. Iaditetapkan sebagai pahlawan nasional pada
tanggal 17 November 1960.
3. KH Zainul
Arifin
KH Zainul Arifin, merupakan tokoh NU asal Barus, Sumatera Utara.
Keturunan raja-raja Barus ini aktif di NU sejak muda melalui kader dakwah. Di
antara jasanya adalah pada pembentukan pasukan semi militer Hizbullah. Kemudian
menjadi panglimanya. Ia pernah menjadi perdana menteri Indonesia, Ketua
DPR-GR.Selain itu, beliau juga berjasa
dalam menjadi anggota badan pekerja Komite Nasional Pusat. Pemerintah
menetapkan dirinya sebagai pahlawan nasional pada 4 maret 1963.
4. KH Zainal
Musthafa
KH Zainal Musthafa merupakan tokoh NU dari Tasikmalaya, pernah
menjadi salah seorang Wakil Rais Syuriyah. Ia salah seorang kiai yang secara
terang-terangan melawan para penjajah Belanda. Ketika Belanda lengser dan
diganti penjajah Jepang, ia tetap menolak kehadiran mereka.Bersama para santrinya mengadakan perang
dengan Jepang. Atas jasanya ia dianugerahi sebagai pahlawan nasional pada 1972.
5. KH Idham
Chalid
KH Idham Chalid pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri
Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Ia juga
pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. Selain sebagai politikus, ia
merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984.Hingga saat ini ia merupakan ketua paling
lama di ormas bentukan para kiai ini. Atas jasanya, ia ditetapkan sebagai
pahlawan pada 8 November 2011. Kemudian pada 19 Desember 2016, Pemerintah
mengabadikannya di pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp5 ribu.
6. KH Abdul
Wahab Chasbullah
KH Abdul Wahab Chasbullah merupakan Salah seorang pendiri NU.
Sebelumnya, ia pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran),
pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negeri), pendiri Nahdlatut
Tujjar (Kebangkitan Pedagang).Sejak
1924, mengusulkan agar dibentuk perhimpunan ulama untuk melindungi kepentingan
kaum tradisionalis yang bermazhab. Usulannya terwujud dengan mendirikan NU pada
1926 bersama kiai-kiai lain. Ia juga salah seorang penggagas MIAI, pernah
menjadi Rais ‘Aam PBNU. Kiai yang wafat pada 29 Desember 1971 itu mendapatkan
gelar pahlawan pada 8 November 2014.
7. KH As’ad
Syamsul Arifin
KH As’ad Syamsul Arifin salah seorang kiai berperang melawan penjajah.
Ia menjadi pemimpin para pejuang di Situbondo, Jember maupun Bondowoso, Jawa
Timur. Di masa revolusi fisik, Kiai As'ad menjadi motor yang menggerakkan massa
dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945.Selepas kemerdekaan Kiai As'ad adalah
penggerak ekonomi-sosial masyarakat. Ia menyerap aspirasi dari warga kemudian
mendorong pemerintah daerah, menteri, maupun presiden guna mewujudkan
pembangunan yang merata. Kiai As'ad juga berperan menjelaskan kedudukan
Pancasila tidak akan mengganggu nilai-nilai keislaman. Atas jasa-jasanya, ia
mendapat anugerah pahlawan pada 9 November 2016.
8. (Brigjen)KH Syam’un
KH Syam’un merupakan pengurus NU di Serang, banten. Ia pernah hadir
di Muktamar NU keempat di Semarang pada 1929, pada Muktamar NU kelima di
Pekalongan 1930 dan pada Muktamar NU kesebelas di Banjarmasin pada 1936.KH Syam'un selain alim dalam keilmuan,
menguasai tiga bahasa asing dan pernah mengajar di Arab Saudi pada masa
mudanya, ketika kembali ke tanah air, ia bergabung dengan kelaskaran. Ia pernah
menjadi perwira tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Pernah menjadi
Komandan Batalyon berpangkat daidancho atau mayor tahun 1943. Tahun 1944
dilantik jadi Komandan Batalion PETA berpangkat mayor, memimpin 567-600 orang
pasukan.Saat TKR dibentuk 5 Oktober
1945, pangkatnya naik jadi kolonel, Komandan Divisi l TKR dengan memimpin
10.000 orang pasukan. Tahun 1948, ia naik pangkat brigadir jenderal. Ia
memimpin gerilya di wilayah Banten, sampai wafatnya tahun 1949. Ia ditetapkan
sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah RI pada 8 November 2018.
9. KH Masykur
KH Masjkur adalah tokoh NU pernah menjadi anggota Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di antara kontribusinya
semasa hidup adalah ikut terlibat merumuskan Pancasila sebagai dasar
negara.KH Masjkur juga tercatat selaku
pendiri Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan
TNI di seluruh Jawa. Ketika pertempuran 10 November 1945, namanya muncul
sebagai pemimpin Barisan Sabilillah. Ia pernah menjadi Menteri Agama Indonesia
pada 1947 hingga 1949 dan 1953 sampai 1955.Ia juga pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI periode 1956
sampai 1971 dan anggota Dewan Pertimbangan Agung pada 1968. Selain itu, Kiai Masjkur
ikut serta membangun moral anak bangsa dengan mendirikan Yayasan Sabililah,
lembaga masyarakat yang bergelut di bidang pendidikan. Ia ditetapkan pemerintah
sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah pada 8 November 2019.
10. KH Mas Mansyur
KH Mas Mansyur adalah sosok
penting dalam sejarah Indonesia, lahir di Surabaya pada tanggal 25 Juni 1896.
Ia dikenal sebagai tokoh pembaharu Islam di Indonesia dan merupakan salah satu
dari 4 Serangkai bersama Soekarno, Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara.
Ayahnya, Kiai Mas Ahmad, berasal
dari pesantren Sidoresno, Surabaya, yang menjadi lingkungan awal pembentukan
karakternya.Sejak masa remaja, Mas Mansyur menimba ilmu di Al-Azhar, Mesir, lalu
ke Mekkah, dan kembali ke Tanah Air pada 1915.
Tiba di Indonesia, ia aktif
bergerak dalam berbagai organisasi pergerakan. Salah satu peran pentingnya
adalah ketika memimpin organisasi Muhammadiyah pada periode 1937-1943.
Mas Mansyur meninggal di Surabaya
pada tanggal 25 April 1946, meninggalkan warisan besar bagi bangsa Indonesia.
Pengabdiannya diakui oleh negara, dan pada tanggal 26 Juni 1964, ia secara
resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
11. KH Agus Salim
KH
Agus Salim lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat pada tanggal 8 Oktober
1884. Kiprahnya sebagai pejuang, politisi, jurnalis, hingga diplomat sangat berpengaruh
pada masa awal kemerdekaan.Agus Salim memulai perjalanan perjuangannya sebagai
anggota Sarekat Islam (SI), salah satu organisasi dengan jumlah masa terbesar
waktu itu. Pada tahun 1919, ia turut mendirikan Persatuan Pergerakan Kaum
Buruh, yang berfokus pada perjuangan hak-hak buruh di Indonesia.
Pada masa menjelang kemerdekaan
Indonesia, ia menjadi anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) dan juga menjadi anggota Panitia Sembilan, yang berperan
dalam penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Agus Salim meninggal dunia di
Jakarta pada tanggal 4 November 1954. Pengabdiannya kepada bangsa dan negara
diakui oleh pemerintah, dan pada tanggal 27 Desember 1961, ia secara resmi
ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
A. Biografi Maulana Malik Ibrahim Sunan Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gersik, berasal dari Kashan, Persia. Ia dikenal dengan nama kakek Bantal. Silsilah keturunannya tersambung dengan Nabi Muhammad Saw. melalui Fatimah az-Azhra dan Ali bin Abi Thalib dari jalur Husain bin Ali. Pada tahun 1371 M. Sunan Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa dengan saudaranya Maulana Mahpur, Sayid Yusuf Mahrabi, dan 40 orang pengiring. Mereka datang ke pulau Jawa untuk menyebarkan agama Islam sambil berdagang. Desa Sembalo menjadi daerah yang pertama kali dituju, sebuah tempat dekat desa Leran, Kabupaten Gresik, sekitar 9 kilometer dari arah utara Kota Gresik. lokasinya tidak jauh dari makam Fatimah binti Maimun (w. 475 H/1082 M). Dalam menyiarkan agama Islam, Sunan Maulana Malik Ibrahim mula-mula denganberdagang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga murah di tempat terbuka, dekat pelabuhan yang berlokasi di desa Rumo. Setelah merasa dakwahnya cukup berhasil d
Pelatihan Web-Based Pengelolaan Pembelajaran diadakan oleh Platform Pintar Kementerian Agama (Kemenag) yang bisa diikuti puluhan ribuan guru dari seluruh Indonesia. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan para guru dalam menggunakan teknologi digital untuk pembelajaran. Pelatihan ini diadakan selama enam hari, secara daring. Materi pelatihan meliputi pengenalan Platform Pintar Kemenag, pembuatan konten pembelajaran digital, dan penggunaan aplikasi pembelajaran online. Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengajar. Dengan mengikuti pelatihan ini, diharapkan para guru dapat menggunakan teknologi digital untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan efektif bagi para siswa. Berikut beberapa manfaat mengikuti pelatihan web-based: Meningkatkan keterampilan digital para guru Memperkaya konten pembelajaran Meningkatkan interaksi dan partisipasi siswa Memudahkan akses informasi dan materi pembela
SUSUNAN ACARA PERINGATAN MAULID RASULULLAH SAW Tahun 2022 v Kepada yang terhormat bapak subari selaku ketua yayasan tarbiyatul islamiyah beserta staf-stafnya. v Kepada yang terhormat bapak kepala MI Tarbiyatul Islamiyah, Kepada Ibu Kepala TPQ At-Taqwa, Ibu Kepala RA dan PAUD beserta dewan asatidz dan ustadzah. v Kepada yang terhomat bapak/Ibu Guru yang kita muliakan v Dan tidak lupa teman-temankuyang saya banggakan. v Mengawali bingkai acara yang akan tersajipada saat yang berbahagia ini, tiada untaian kata yang pantas terucapkan, melainkan ucapan alhamdulillahirobbil Alamin . Atas segala limpahan rahmat dan nikmatnya, khususnya nikmatul Iman, nikmatul Islam Wa Sihah wal Afiyah. v Sholawat serta salam kit ahaturkan kepangkuan haribaan beliau Nabi Besar Muhammad Shollalahu alaihi wasallam. Semoga kelak diyaumil kiyamah kita mendapat syafaatnya. Aamiin. v Hadirin hadiroh rahimakumullah, perkenankanlah kami membacakan susunan acara yang akan terlaksana pada
Barakallah untuk kita semua
BalasHapus